Unforgottable Moment VI ˚⌣˚
Olaaaa.....!!
Oleeee.....!!
Halohaa....semuanyeee....!!!
Gimandos nih kabarnya
?. Harus baik dong..wkwkwk apaan nih maksa. Hahaha, jadi orang jangan suka
maksa ya soalnya bayangin deh kalo kita dipaksa sama orang lain untuk memenuhi
kemauannya. Pasti ga mau dong hahaha. Ih ceritanya makin banyak kejutan dan
menegangkan ngeud loh!! Oke deh ah kita langsung aja ke lanjutan ceritanya.
Udah pada penasaran dong ? Oya pasti !! Check this out !!
Irham
dan Piw dengan seksama mendengarkan perkataan doktor dengan teliti dan cermat.
Mereka sangat tercengang dan terbuat kaget oleh kabar tersebut,
“Saya harap, kalian tidak terlalu syok akan berita ini. Dan
jangan kalian perlihatkan wajah sedih kalian di depan orang sakit. Karena
secara psikologis, akan menurunkan semangat hidup dan sehat dari orang sakit
tersebut. Hiburlah ia semampu kalian, karena itu akan membuatnya berfikir,
bahwa dunia ini masih membutuhkannya.
Bahwa masih banyak yang menyayanginya. Akan ku usahakan untuk membahagiakan
orang-orang yang menyayangiku. Jadi, pesan saya kalian jangan mudah putus
asa menghadapi orang yang sakit.”, jelas awal oleh doktor.
“Baik dok, saya mengerti. Kami
akan membuatnya merasa berarti di dunia ini. Kami akan membuatnya berfikir,
bahwa hidupnya di dunia ini membawa dampak positif dan bahwa hidupnya di dunia
ini tidak sia-sia.”, ujar Irham.
“Opini yang baik. Dan jangan membiarkan ia mati sia-sia.”, tegas
doktor.
“Baik dok, jadi....sebenarnya....Tirana sobat kami ini.....sakit
apa?”, tanya Piw.
“Baiklah, saya terangkan. Saudari Tirana ini, ternyata sudah
sekian lama menderita tumor otak,
tepatnya di bagian belakang kepalanya. Itu yang menyebabkan ia sering pusing
dan memicu penyakit lain untuk menyerang tubuhnya ketika emosinya tidak
terkontrol. Dan sering membuatnya hilang nafsu makan dan sering mual disertai
pusing yang berlebih, istilah gaholnya sih pusying gewlaaa...Tetapi, saudari
Tirana tidak pernah memberitahu orang sekitarnya dan menganggap enteng
penyakitnya. Sehingga, tumornya ada di dalam dan ganas. Ia anak yang baik,
tidak mengeluh bila sakit.”, jawab doktor.
Irham
dan Piw hanya terdiam tak mampu berkata sepatah katapun. Mereka seolah-olah
tidak percaya dengan hasil yang dibicarakan oleh doktor. Suasanapun berubah
drastis.
Sedangkan
di ruangan Tirana berbaring, Adam masih menemani, menunggu Irham balik dari
ruangan doktor. Ia berada di sebelah kasur Tirana dan duduk melihat keadaan
Tirana. Dan Tirana sendiri masih menutup mata dengan wajah yang pucat.
“Duh....ini kenapa jantung
gue ko rasanya...dug....dag....deg....dag..dug!! Semakin cepet
nih...apa...ini...ahh tapi engga mungkin. Gue ga boleh... Rasanya, mata gue..ga
bisa lepas dari...Tirana..”, ungkap Adam dalam hati.
Ketika
Adam masih menatap wajah Tirana, tiba-tiba ia terbangun dan membuka matanya.
Adam terkaget, saking kagetnya dan...Drukk!!! Ia terjengkang dari kursinya, ia
terjatuh ke belakang kursi.
“Emm...siapa itu?”, tanya Tirana dengan lemah.
“Eh, eh sorry Tir. Ini
gue, Adam :D.”, jawab Adam sambil berdiri dan nyengir karena malu.
“Eh Adam, aku kira siapa. Oya, kita ada dimana? Yang lain pada
kemana? Kok kamu sendirian di sini?”,
“Kita lagi ada di
rumah sakit. Kamu tadi di jalan lemes banget pokonya, terus aku sama Afrian
berencana memberhentikan motor Irham. Kita bunyiin klakson terus berenti di
pinggir sekitar Jln. Asia Afrika. Ternyata, pas Irham turun kamu pingsan ke
arah Irham yakudeh kamu digendong Irham ke tempat teduh. Afrian panggil taksi
dan aku, Piw sama Irham nganterin kamu ke sini. Piw sama Irham lagi ngedenger
hasil pemeriksaan dari doktor.”, jawab Adam.
“Kalian baik banget sama aku? Thanks banget ya Dam udah mau
nemenin aku disini :D (sambil memegang tangan Adam)”, ucap Tirana.
“I...iya...Tir, ga
masalah ko :D”, mukanya memerah.
“Eh, ko tangan kamu dingin gini? Kamu kedinginan ?”
“Ah iya gitu? Sok tau
nih!! Hahaha engga ko engga kedinginan. Au ah tangan aku bukan aku :p”
“Ah iya gimana kamu -_- Si Afrian ga ikut? Kasian kamu ga ada
temen berantem =))”
“Iya sih...kadang kalo
ada dia, suka nyebelin. Tapi, giliran engga ada dia...asa gimana gitu
ya...kangen sama ocehannya =))”
“Cieee yang kangen sama Afrian :--“ Dududuu...”
“Paan kangen ama onta
arab -_-“
Perbincangan
Adam dengan Tirana saat itu berlansung asyik, akan tetapi terkadang Tirana
memegang kepalanya dan pandangannya tidak begitu jelas. 10 menit setelah itu,
Irham dan Piw pun datang. Adam langsung berdiri dan mundur, karena ia tahu
bahwa temannya...Irham...pun menyukai Tirana. Irham datang dengan wajah yang
selalu melihat kebawah dan terlihat berkaca-kaca matanya. Sedangkan Piw datang
dengan wajah yang selalu melihat mata Tirana akan tetapi tanpa senyuman.
Irham
yang berada tepat sebelah Piw, berbisik pada Piw..
“Gue ga sanggup...!!”, dan ia pun pergi
membalikan badan sambil berlari. Ia menelfon Boni untuk menjemputnya kembali ke
tempat mereka menyimpan motor di Jln. Asia Afrika.
Piw,
menahan Irham dengan memegang tangan Irham. Akan tetapi Irham tetap melepaskan
tangan Piw dan pergi. Tatapan Tirana yang sebelumnya menatap Piw, ketika
melihat Piw memegang tangan Irham dengan tatapan yang berbeda..iapun
mengalihkan pandangan dan menunduk. Adam saat itu melihat reaksi Tirana dan ia
merangkul Tirana untuk menghilangkan rasa sedihnya.
“Tir, bentar ya...”, ujar Piw dan ia mengejar Irham ke Lobby
Rumah sakit.
Tirana hanya mengangguk. “Dam, ada apa sih sebenernya? Engga
pernah aku lihat Irham kayak gitu ?”
“Aku sendiri kurang
tau sih Tir, tapi...ya...kamu jangan membebani pikiran kamu. Yang penting kamu
sehat dulu. Irham bisa aku ajak ngobrol nanti.”, jelas Adam.
“Thanks ya Dam, lo bener-bener penolong gue...”
“Iya Tir, kewajiban
gue...”
“Hah?”
“Eh,
maksudnya....kan....gue cowo gitu udah seharusnya ngelindungin cewe. Hehehe :D”
“Ahaha kaget =))”
Di
Lobby, Piw pun akhirnya menemukan Irham di sisi kiri rumah sakit yang terlihat
mengeluarkan air mata.
“Ham ?”, tanya Piw sambil menepuk pundak Irham.
Sambil menghapus air mata, “Ngapain lo ke sini ? Kenapa engga
temenin Tirana sama Adam aja
di sana ? Kenapa lebih milih ngejar gue ?”
“Yaa...kan Tirana udah ada Adam yang nemenin di sana, nah elo?
Di sini sendirian.”
“Gue cowo, gue bisa jaga diri. Gue udah telfon Boni buat jemput
gue ambil motor.”
“Kenapa sih lo kaya gini ? Tirananya jadi bingung gara-gara
kelakuan lo ! Gue takut dia ngira yang engga-engga. Pas masuk ruangan, mata lo
juga berkaca-kaca. Ga pernah liat deh gue, lo nangis kaya gini.”
“Sekarang lo mau sebut gue cengeng ? Banci ? SILAHKAN ! Gue juga
manusia!! Jujur, gue baru pertama kali ngeluarin air mata buat perempuan selain
keluarga gue.”
Piw
hanya diam dan menggenggam tangan Irham agar ia tenang. Akan tetapi, Irham
melepaskan genggamannya dan Piw pun pergi. Di lorong menuju ruangan Tirana, ia
bertemu dengan doktor yang memeriksa Tirana tadi.
“Dok, saya teman saudari Tirana yang tadi. Apakah Tirana boleh
pulang dan...melanjutkan Tournya dengan kami ?”, tanya Piw.
“Oh ya. Saya ingat, iya ia boleh di bawa pulang akan tetapi
tidak boleh terlalu capek. Dan saya harap kalian membicarakan hal ini kepada
orang tuanya. Agar tumornya di angkat dan kehidupan saudari Tirana dapat normal
seperti dulu. Ini ada obat untuk sekarang. Tinggal di tebus saja.”, jelas
doktor.
“Baiklah dok, terimakasih banyak atas semua saran dan informasi
yang dapat kami lakukan demi kesembuhan sahabat kami.”
“Iya..semoga lekas sembuh temannya ya.”
“Iya dok, terimakasih sekali lagi.”
Akhirnya
Piw menebus obat di rumah sakit tersebut. Dan di ruangan Tirana, Adam di telfon
oleh Boni untuk di jemput dan mengambil motornya kembali.
“Dam, apakah aku boleh pulang?”, tanya Tirana.
“Boleh deh kayaknya. Eh
Tir, gue di telfon sama Boni nih...gue disuruh ambil motor, entar gue di
jemput.”
“Yaah, kalo Irham sama Piw dimana ?”
Akhirnya
Piw datang dan menyembunyikan obat yang banyak itu di tas nya, ia datang
bersama perawat dan memberikan Tirana makan dan obat terlebih dahulu. Lalu
Adampun menitipkan Tirana ke Piw sampai Adam, Irham, Boni, dan Afrian datang.
Wiiihiii,
konflik semakin banyak dan lebih banyak teka-teki yang belum terpecahkan nih.
Makin banyak rahasia yang terpendam diantara mereka. Wahaaw !! Pada makin
penasaran kaan? Tunggu kisah selanjutnya ya di Unforgettable Moment VII~
Keep Reading yaw !!!
Comments
Post a Comment