Posts

Showing posts from 2013

Hal yang ku pelajari dari hal yang ku benci

Hai. Aku Tiara. Gadis remaja berusia 16 thn yang duduk dikelas 1 SMA di suatu sekolah swasta di sebuah kota besar metropiolitan ke 2 di Indonesia atau yang biasa kita sebut Kota Pahlawan. Atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Kota Surabaya. Aku seorang penulis amatir yang lebih senang membuat artikel atau puisi dan semacamnya, sesuai apa yang aku pikirin sih. Atau yang aku rasain. Yak... intinya aja sih ya kita langsung ke topik :)         Suatu ketika saat aku duduk dibangku sekolah kelas X di SMA, banyak sekali hal baru yang merupakan tantangan buat aku. Tinggal di sebuah kota baru dengan kebudayaan dan kebiasaan serta adat yang berbeda, tinggal disebuah rumah baru yang ramah tamah isi dan sekitarnya belum kita kenal, bersekolah ditempat yang baru dengan kedudukan atau tingkat yang lebih tinggi, bersama teman baru yang sama sekali aku tidak mengenal mereka seorangpun.... Adalah sebuah tantangan yang amat berat dan bertubi-tubi. Ya tapi apa mau dikata, jalan hidupku udah g

Sebuah Pengorbanan Yang Terbayar

            Masa SMA yang baru ku pijak ini sangatlah sering memberiku picutan untuk bangun kembali dari tidurku. Mengapa? Ya.. Ketika aku bersantai, selalu sajalah ada hal yang membuatku terbangun kembali duduk dan berdiri untuk melakukan tugasku. Tidak ada istilahnya menyianyiakan waktu meskipun 10 menit lamanya. Yap, apalagi di kelas 1 SMA ini aku mengikuti satu organisasi sekolah yang bernama OSIS. Organisasi yang selalu mengadakan acara-acara yang diurus atau diadakan oleh sekolah untuk warganya. Secara garis besarnya sih, untuk hiburan siswa-siswi disekolah yang bersangkutan. Yah segimananya kalian tau, SMA itu tingkatan yang lebih tinggi dari SMP, apalagi SD, aapalagi aapalagi TK. Oke ini apa. Ya pokonya lebih tinggi. Pengalaman anak SMA juga lebih banyak, umurpun ga mau kalah. Meskipun umur cuma deretan angka, tapi ibarat kiloan barang di pasar.... “Semakin besar angka kiloan yang kita ambil di pasar, semakin banyak atau besar pula tenaga untuk mengangkutnya.” Atau bi

Gundah Gulana

Di malam yang sesunyi ini Aku sendiri Mulai memahami Tiada yang menyadari Bahkan ia yang ku nanti Tak sedikitpun berkutik Ku tunggu hal yang tak pasti Padahal ku tau itu takkan terjadi Ku teteskan mutiara hati Yang keluar dengan rinci Dari mata yang membasahi pipi Sebagai tanda aku mencintai Ku tunggu... Selalu ku nanti Kau wahai pujaan hati Dimakakah kau saat ini..

Jeritanku

Samudra melentang buana Dihamparan pasir 7 bintang Kejora yang melewati bumi Meninggalkan pesan penuh arti                                  Kasih menuai asa                                  Lara menyimpan luka                                  Bak sangsakala menampakkan bentuknya                                  Menyongsong matahari ditengah bulan Luka yang kau tinggali Kau kembalikan lagi disini Tanpa dosa kau pergi Kata maafpun seakan tak berarti

Kecewaku Atasmu

Ketika lelah berujung lengah Dan ketidaksanggupan merasuk jiwa Saat harapan terhapus kekecewaan Dan ‘cukup’ adalah kata terakhir                 Kuasa apa yang ku punya                 Untuk melawan dengan tubuh ini                 Bak siang berganti malam Gelap yang menyelimuti bumi Mengharuskan tiap insan untuk beristirahat Melepas jiwa yang lelah Dengan ribuan kenyataan Yang jauh dari harapan                 Ku hempaskan tubuh ini ditengah doa                 Yang ku alunkan kepada-Nya                 Yang telah ku isi dengan keluh kesah                 Serta harapan baru yang ku bangun