Hal yang ku pelajari dari hal yang ku benci

Hai. Aku Tiara. Gadis remaja berusia 16 thn yang duduk dikelas 1 SMA di suatu sekolah swasta di sebuah kota besar metropiolitan ke 2 di Indonesia atau yang biasa kita sebut Kota Pahlawan. Atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Kota Surabaya. Aku seorang penulis amatir yang lebih senang membuat artikel atau puisi dan semacamnya, sesuai apa yang aku pikirin sih. Atau yang aku rasain. Yak... intinya aja sih ya kita langsung ke topik :)

        Suatu ketika saat aku duduk dibangku sekolah kelas X di SMA, banyak sekali hal baru yang merupakan tantangan buat aku. Tinggal di sebuah kota baru dengan kebudayaan dan kebiasaan serta adat yang berbeda, tinggal disebuah rumah baru yang ramah tamah isi dan sekitarnya belum kita kenal, bersekolah ditempat yang baru dengan kedudukan atau tingkat yang lebih tinggi, bersama teman baru yang sama sekali aku tidak mengenal mereka seorangpun.... Adalah sebuah tantangan yang amat berat dan bertubi-tubi. Ya tapi apa mau dikata, jalan hidupku udah gini. Ini yang Allah kasih, tapi aku bersyukur. Ribuan pengalaman yang entah akan aku dapat di kota kelahiranku ini, menjadi guru spiritualku :)

        Seperti pengalamanku yang satu ini. Jujur aja, aku ga suka banget sama yang namanya pelajaran akutansi pas masuk di SMA, karena sebelumnya aku belum pernah mendapat pengajaran dasar tentang akutansi ini di tingkat pendidikan sebelum SMA. Dan ternyata memang, teman-temanku di Surabaya ini sudah mendapatkan pelajaran ini. Sehingga mereka dapat mengejar pelajaran baru yang tidak lagi dimulai dari dasar. Sedangkan aku..... BLANK ga tau apa-apa. Tapi aku berusaha mengejar ketertinggalanku. Setiap kali ada pelajaran ini, pasti aku selalu mengeluh. Dan kalimat yang sering aku keluarkan adalah "Astaghfirullah". Hebat ya? Akutansi ini kaya ibarat sebuah mesin penghasil kata Astaghfirullah. Tapi, dari pelajaran ini aku belajar sesuatu bahwa 

"ketika kamu membenci sesuatu dengan sangat, disanalah kamu akan PASTI menyukainya atau bahkan mencintainya. Karena benci dan cinta itu bedanya hanya berjarak sehelai rambut manusia." 

Karena setelah beberapa lama aku mempelajarinya, diluar dugaan... ternyata aku selama ulangan harian tidak pernah sekalipun mendapatkan remidi. Sedangkan teman-temanku remidi. Kalo kata lagu sih, sungguh aneh tapi nyata.

           Ada lagi nih pengalam lain yang berkaitan dengan pelajaran yang engga sama sekali aku suka. Selain Akutansi, pelajaran Fisika lah yang merupakan tombak pembuhun hariku atau perusak moodku. Nah lain lagi sama pelajaran ini-_- Setiap ulangan mesti remidi, pernah sih ga remidi. Tapi cuma 1x, keterlaluan ya :) 
Tugaspun suka ngerjain di sekolah, gara-gara ga nyambung sama apa yang gurunya terangin. Kalau gurunya ngomong, yaelah rem nya blong kali ya ga bisa di rem gitu. Sekalinya ngerem langsung nunjuk anak kedepan buat ngerjain soal yang dia kasih. Betapa indahnya hidup ini (?) Ya padahal Fisika itu merupakan salah satu komponen pendukung buat aku ngedudukin bangku di jurusan IPA di SMA. Tapi mengapa begini.... Oke ini lebay. Tapi semuanya itu.... Hidup itu.... Imbang kan ya? Yap, kebencianku ini emang ga 100% menghasilkan buah cinta atau kesukaanku terhadap pelajaran fisika. Tapi ngasih aku pelajaran.  

"Di fisika ada sebuah rumus yang dinamakan Hukum Kirchoff yang bunyinya, I masuk = I keluar (pokonya harus seimbang dan pasti seimbang). Ibaratnya kalau di hidup kita itu, apa yang kita kerjakan = apa yang kita dapat. Seimbangkan? Allah udah punya rencana. Alam ini adil ko. Percaya deh. Cara alam untuk mengadili suatu perkara ga instan bro. Kaya persidangan, keputusan hakim ga akan pernah keluar cepet. Pasti ada banding, pemberatan, ini itu... Repot rumit."

Jadi, intinya... Se engga sukanya kamu terhadap sesuatu, pasti tersimpan pelajaran didalamnya, kalau kamu sadar. Kalau kamu teliti. Kalau kamu paham. Kalau kamu ga tenggelam dalam emosi kamu.

           Ada lagi contohnya, diluar pelajaran nih. Pengalaman doang. Jadi waktu itu hidupku pernah dihancurin sama orang. Setiap hari dibuat sakit hati. Setiap hari dibuat kepikiran. Setiap hari dibuat nangis :)
Aku cerita ke temenku kalau aku abis diginiin. Soalnya udah ga kuat. Nah, setelah cerita temenku bilang "Bales perbuatan dia, Ti."
Aku punya prinsip kalau hidup kamu pernah dihancurin sama seseorang dan kamu berniat membalasnya dengan menghancurkan hidupnya balik, lalu apa bedanya kamu...dengan orang yang telah menghancurkan hidupmu?

 Karena aku punya pegangan Allah itu Adil. Allah tau apa saja yang terjadi, Ia tidak tidur dan tidak buta. Ia tau bagaimana cara membalas perbuatan hamba-Nya. Dengan porsi yang pas. 

Cat    : Apa yang saya tulis bukanlah kitab yang wajib ditaati, jadi bagi pembaca tidak perlu 100% setuju dengannya. Tapi alangkah baiknya untuk diserap dan dipahami. Inilah hidup, kawan :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Fungsi Pajak

Gundah Gulana

Unforgottable Moment VI ˚⌣˚