Unforgettable Moment I ˚⌣˚

Pertama-tama, bawalah dan anggaplah kamu...ya kamu yang sedang membaca cerita ini...anggap dirimu ini sebagai pemeran tokoh utama dalam kehidupan kamu sehari-hari atau kehidupan yang nyata. Biar kamu dapat merasakan rasanya "WOW" itu. Read this :)

Di suatu sekolah, yang yaa bisa kita sebut sekolah yang bagus lah di kota itu. Ada seorang anak perempian yang bernama Tirana dan sahabatnya Ina. Mereka bersahabat dari SMP kelas 8. Hingga suatu saat mereka berselisih karena hal yang sepele. Pada suatu saat, Ina sms Tirana dan ia ga ngebales sms Ina karena tidak ada pulsa, lalu Ina kesal dan beberapa hari kemudian ia umbar semua kemarahannya pada MySpace nya. Hingga Tirana tau dan ia merasa telah di sepet oleh Ina.

"Na ? Kamu marah-marah di MySpace kamu, ada apa Na?", tanya Tirana lewat sms.
"Ga ada apa apa.", jawab Ina dengan lempengnya.
"Pasti ada apa-apa nih, ko tumbenan ga cerita?", ujar Tirana.
"Ga.", dengan tiisnya Ina menjawab yang membuat Tirana terheran-heran.

Tirana mulai berfikir, apakah itu semua untuknya?. Awalnya ia berfikir ke arah yang positif, akan tetapi setelah ia membaca kembali sms Ina, ia merasa isi MS Ina untuknya.

Hingga keesokan harinya, mereka tetap duduk bersama dan Ina seolah-olah tidak ingin mengobrol dan mengeluarkan sepatah katapun kepada Tirana. Pada saat pulang sekolah, Tirana langsung pulang tanpa menegur Ina. Dengan sinisnya tatapan Ina nan dingin ia berkata ketika jarak ia dengan Tirana sudah jauh (Ina di depan kelas dan Tirana berada di sisi lapangan).

(dengan suara keras, bermaksud mempermalukan Tirana) "Tir, lo mau tau apa alesan gue kaya gini hah ?!"
"Ada apa sih Na? Apa salah gue?"
"Ya, gue jujur. Isi MS gue semua buat lo dan itu tentang lo. Puas lo ?!"
"Inget ga sih Na? Dulu lo pernah bilang ke gue soal Dean yang suka nyepetin lo di Heello? Lo bilang kan ke gue kalo main belakang itu PENGECUT?"
(dengan muka bingung) "Terus?"
"Kalo lo sekarang nyepet gue di MySpace lo, apa bedanya lo sama Dean?"
#hening#

"Denger Tir, sms gue penting bgt tentang acara kita sekarang lo ga bales smsnya, itu cara lo ngerencanain sesuatu?!"
"Dan sekarang lo teriak-teriak seakan lo ada di hutan. Ini cara lo nyelsein suatu masalah? Aib bagi lo sendiri, nyadar"
"Ya, terus ? Gue ga bisa main bareng kalian hari itu. Bisa kan di hari lain?!"
"Kita udh sibuk sama UN, kalo nanti-nanti lagi pasti byk yg ga bisa. Pemantapan aja sampe jam 3, belom les. Mikir sampe sana ga sih?"
"I...iya, gue...tau. Tapi ya.. minimal bales sms gue!!"
"Kalo gue ga ada pulsa mau apa?"
"Pinjem hp kek, ke org tua lo ato ke adek lo! Usaha dikit!!"
"Kadang gue masih suka minta pulsa ke ortu gue, dan sekarang gue masih juga minjem hp buat sms ke ortu gue, ortu gue pasti mikir tuh pulsa di kemanain.. Boros bgt hidup. Ke ade gue Na? Pelit Na'udzubillah. Gue sama lo tuh beda!"

Tirana pergi meninggalkan Ina di kerumunan teman-teman mereka yang menyaksikan perdebatan Ina dan Tirana.

"Gue ga suka sama cara lo Tir, masalah kita belum beres lo pergi gitu aja!"
"Apa yang harus gue lakuin ? Lo dari tadi udh diem ga ngomong ya udah gue pergi."
"Liatin aja besok, lo ga bakal punya temen di kelas!!"
"Mau menghasut ? Ow hahaha silahkan. Saya ga takut. Temen-temen juga punya penilaian masing masing dong dari cara kita bicara keras-keras sekarang ini. Mereka mendengar Na. Mereka juga bisa ambil keputusan, ga perlu kamu hasut."
"Berisik kamu jangan SOK ngasih tau aku!! Dasar lu TOLOL !! BEGO !!"
"Gue lebih baik di panggil tolol atopun bego. Dari pada di sebut GA PUNYA OTAK DAN PERASAAN."
#hening#
"Besok gue ga bakal masuk sekolah deh Na, biar lo belajar dengan tenang."
"Mustahil lo !!"
"Apapun akan gue lakuin asalkan sahabat gue tenang, sekalipun itu gue harus pergi selamanya."
" Lo bukan sahabat gue !!!!!!"
(mengelus dada) "Apa? hanya gara-gara permasalahan sekecil ini, kamu tega memutuskan tali persahabatan kita Na?! Cuma gara-gara sms kamu ga aku bales dan kamu ga jadi ikut kita main?"
"Masalah lo?!"
"Jujur Na, gue ga kenal lo yang sekarang. Gue kenal lo yang dulu. Lo yang sekarang sama lo yang dulu udah beda. Gue harap lo bisa sesalin semua tindakan yang lo ambil. Selamat tinggal Na. Coba lo rasain gimana rasanya jadi gue." (meneteskan air mata dan pergi pulang)

Semua tatapan temen-temen sekitar mereka sinis kepada Ina, iapun sendiri di depan kelas setelah teman-teman meninggalkan sekolah.

Keesokan harinya, ternyata benar. Tirana tidak masuk sekolah. Dan Ina terus sendiri dikelas maupun di sekolah. Tidak ada yang mau menemaninya karena kejadian kemaren.

(っˆヮˆ)っ ~ Kita lanjut di Entri ke 2 ya yang berjudul Unforgettable Moment II~

 Keep Reading ;) (• ˆ⌣ˆ •)

Comments

Popular posts from this blog

Gundah Gulana

Fungsi Pajak

Jeritanku